Layar Datar



Dinginnya udah membangunkan tidur panjangku pagi itu. Setelah semalam harus lembur untuk mengerjakan tugas kulia yang menumpuk seperti tumpukan sampah diujung jalan.
Aku keluar dari kamar untuk mengambil butiran embun yang mungkin masih tersisa. Ternyata aku mendapatkan hujan. Suatu kejadian alam yang biasanya bisa menghidupkan tapi juga terkadang mematikan.
Disela-sela suara hujan terdengar suara lain dari sebelah kamarku. Badanku tergerak mendekat, suara terdengar lebih keras dan jelas. Aku kira itu suara dari seorang wanita tapi seharusnya tidak boleh ada wanita disini. Rasa penasaran memaksa untuk lebih dekat. Pintu kamar terbuka, serentak dua pasang mata lelaki melihatku, tidak ada wanita aku lihat.
Entah apa yang mereka lihat didalam leptop diatas meja kecil itu, aku tidak tahu. Wajah mereka sangat serius, cukup serius untuk bisa mengerjakan selembar kertas ujian nasional.
Sekarang aku duduk bersama mereka berada dipaling timur urutan laki-laki ini. Aku melihat kedalam layar leptop, ada sebuh film terputar. Haaa…, seorang wanita cantik tanpa busan sedang digauli oleh dua orang laki-laki. Entahlah siapa laki-laki itu.
Tak ada nafsu aku melanjutkan film ini, tidak menarik dan selalu sama. Tapi temanku yang berkacamata sangat menikmatinya. Dengan mulut agak terbuka, mata terfokus dan tangan memegang selangkangan,  dia melihat. Sedangkan lelaki disebelahku begitu tenang menimati setiap adegan yang ditampilkan dalam film.
Sebenarnya kebuasan apa yang didapat dari melihat film semacam itu. Mungkin hanya ereksi sebentar dan lalu selesai, kalau mau lebih ekstrim mungkin bisa dilanjutkan dikamar mandi atau dimana saja jadi. Tapi itu hanya sesaat, dalam hitungan detik. Mungkin seks juga sama dalam detik. Namun kita bersama dengan orang yang paling kita sayang saat melakukan segama.
Mungkin dua lelaki ini sedang bosan menghadapi hidup lalu lari kedalam film. Atau mereka tak punya wanita hingga harus melihat wanita lain dilayar. Beruntung ada wanita dihidupku.
Lalu wanita dilayar itu. Aduh kenapa dia mau melakukan adegan mesum. Karena uang? Kenapa tidak mencari pekerjaan. Atau bisa saja menjadi pelacur. Jadi tidak merusak kami yang engan pergi ketempat pelacuran. Atau mungkin wanita itu ingin memamerkan bentuk tubuhnya yang serbah sempurna. Sudahlah film itu sudah menyebar kesemua pikiran manusia.
Hujan diluar sudah redah. Aku menutup pintu kamar dari luar. Bersiap menemui wanitaku yang bisa aku rabah dan aku sentuh sendiri.[]